Apa kabar ? Bagaimana hidupmu ? kamu tahu, hidupku semakin tidak mudah.
Takdir masih mencandaiku. Apa yang kau lakukan sebenarnya ? mengapa engkau
tetap bergeming di kepalaku dan tak hendak pergi ?
Bukankah sudah ku pesilahkan
padamu untuk terbang mengawang ? jujur, aku takut. Sepuluh atau dua puluh tahun
kedepan aku tak muda lagi. Apa yang aku alami nanti ?
Apakah tidak ada perubahan dan
dunia begitu menyesakkan ? sepuluh atau dua puluh tahun lagi apakah engkau
tetap menjelajahi otakku ?
Apa kabarmu hari ini ? masihkah
sendu mata itu ? aku tahu kau tak akan terganti. Sekuat apapun aura kedatangan
orang baru pada hidupku kau akan selalu menang.
Katakanlah padaku bagaimana
hidup ini mesti kujaani ? kau Tanya apakah aku lelah ? ya, aku lelah.belakangan
lebih-lebih ketika aku sadar aku tak remaja lagi aku menua, tak lagi menunggumu,
tapi aku benar-benar makin jauh telah
menua. Aku mulai ketakutan karena sendiri dari masa kanak-kanak dulu. Semakin
jauh dari waktu ketika aku merasa memilikimu, meski aku tak pernah memilikimu.
Sekarang tanpa menyalahkan
janjimu, aku kehilangan semua kata-katamu. Bahwa aku selamanya bagimu. Bahwa
………..ah,kau mengembalikanku kemasa itu. Tidakkah ku penting bagimu ? pernahkah
kau memikirkan sedang apa aku hari ini? sementara ketika kau mendatangi
mimpiku, aku menangis.
Aku merasakan kehadiranmu saat
itu aura hatimu, senyum surgamu. Bahka stelah aku sudah tak lagi berharap untuk
bertemu aku tetap menginginkan auramu. Berharap kamu mampir sejenak dibunga
tidurku. Sejenak saja, dan itu sudah cukup membuatku menangis. Setelah dunia
ini kita akan tetap menyatu. Lalu di mana aku bisa menemuimu ? semakin aku
merasa pernah memiliki, semakin kerasrasanya kehilangan. Jadi mana yang lebih
baik ?
Ini bukan tentangmu
melainkan aku. Kau tahu tiba-tiba aku menkhawatirkan masa depanku. Sesuatu yang
dulu tidak pernah kufikirkan. Di mana kau pada masa depanku ? ketika kita sudah
demakin tua dan lemah. Di manakah kau pada waktu itu ? masihkah kau akan memberikan
senyummu ?
Tiba-tiba aku ketakutan dan
kehilangan pegangan. Kali pertama setelah begitu jauh langkah kakiku dan aku
tak penah ragu atau berhenti. Tiba-tiba, aku begitu rapuh dan berharap kamu ada
disini. Menatapku, mengetahui aku. Memahami apa yang di benakku…..
masih berhakkah aku
menemuimu, meluruhkan segala resahku. Mungkin sudah tidak lagi . atau memang
tidak pernah aku memiliki hak untuk itu. Yang pasti aku begitu meridukanmu ….
Berkeinginan merengkuh tanganmu. Menangis di pelukmu.
Bisakah ? Tentu saja tidak. Kau
pun apsti menolak.
Mungkin ini waktuku untuk
melangkah lagi. Entah untuk apa, entah untuk siapa. Yang pasti bukan buat
diriku. Kau bawa pergi semua kesempatanku untuk bahagia sebenar-benarnya. Aku
menua dengan rasa yang tersisa. Mungkin aku akan membaginya kepada orang-orang.
Aku akan sisakan sedikit untuk tetap mengingatmu.
Bukan mauku tapi memang takdir
ini mengharuskanku berbuat begitu. Kau begitu kuat….auramu begitu kuat…..aku
sangat rindu……sangat ingin mendengar suaramu, seperti dulu….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar